Mengenali Sebab-sebab Bau Mulut
Oleh: Hj. Dwi Setianingtyas Hardi, drg., Sp.PM
Kali ini, penulis
coba untuk membahas mengenai Bau Mulut (BM). Topik yang menjadi momok bagi para penderita, sebab
menyangkut hubungan dengan orang lain. Penulis mencoba mengupas mulai dari mengenali Bau Mulut dan Sebab-sebab Bau Mulut.
---**---
Apa sih Bau Mulut itu?
Bau Mulut adalah nafas
yang berbau tidak sedap yang menusuk hidung dan terasa tidak menyenangkan,
terutama ketika berbicara. Hal ini tentu saja sangat mengganggu. Bukan saja lantaran menimbulkan rasa tidak enak
pada diri sendiri, tapi juga menyebabkan sensasi tidak nyaman bagi orang lain. Sehingga
tidaklah heran, dapat menyebabkan merusak semangat bersosialisasi.
Padahal kita ini kan
makhluk sosial yaaa… Setiap hari harus melakukan komunikasi dengan orang lain. Baik yang sedang sekolah, kuliah,
bekerja, maupun sebagai ibu rumah tangga pun masih harus mengadakan pertemuan rutin dengan orang lain.
Hmmm .....bisa dibayangkan,
meskipun memiliki wajah secantik atau seganteng apapun, kalau terserang
penyakit yang bernama bau mulut ini, yakinlah banyak orang yang enggan berdekatan. Penyakit ini tentunya bisa menimbulkan “momok”
bagi para bujangwan – bujangwati atau anggota “jomblo grup” di
luar sana. Karena hampir dipastikan sulit mencari teman,
apalagi calon
teman hidup?
Mungkin pembaca ingin
mengetahui bahasa medis dari bau mulut. Ada beberapa ahli yang menyebutnya dengan istilah halitosis, malodor, atau foetor ex oris.
![]() |
GAMBAR 1. Menunjukkan betapa tidak menyenangkan bila berdekatan
dengan penderita bau mulut.(Sumber: Martawiransyah, 2008)
Menurut Ilmu Penyakit Mulut (IPM), yang penulis dalami, faktor penyebab (etiology) BM berasal bisa dari 2 hal, yaitu: Faktor lokal (setempat) dan Faktor kondisi kesehatan secara umum (sistemik).
Untuk lebih jelasnya, marilah kita
kupas bersama secara lebih detil.
1. FAKTOR LOKAL
Biasanya karena faktor setempat, yakni:
a. kurangnya menjaga kebersihan Rongga Mulut (RM) atau istilah medis nya Oral Hygiene
(OH).
- Akibatnya gigi berlubang
cukup besar dan jumlahnya banyak (menyebabkan infeksi atau bengkak dalam mulut
memproduksi nanah atau adanya bisul pada gigi). Selain itu sisa makanan akan
tersangkut, menyebabkan bau tidak sedap.
- Menumpuknya karang gigi (calculus) sehingga timbul penyakit gusi
( periodontal
desease). Karang gigi menjadi tempat berkumpulnya kuman. Kuman
inilah yang mengeluarkan gas berbau tidak nyaman.
- Kanker dalam mulut,
menghasilkan borok dan memproduksi aroma tidak sedap.
- Kondisi kekeringan dalam
mulut (xerostomia), air ludah yang
sedikit. Padahal air ludah bisa berfungsi membunuh kuman. Bila terjadi
kekeringan, maka kuman menjadi banyak, dan terjadilah mulut berbau.
b. Suka makan makanan yang mengeluarkan aroma tajam dan menyengat, misalnya
duren,
jengkol, petai, bawang merah, bawang putih
atau vitamin dosis tinggi.
c. Kebiasaan jelek mengkomsumsi alkohol, yang biasanya bergandengan dengan kebiasaan
merokok.
d. Sedang melakukan terapi penyinaran sinar X (radiasi) pada kasus Kanker
RM ( KRM).
2. FAKTOR KONDISI
KESEHATAN SECARA UMUM (SISTEMIK)
Pada umumnya dikarenakan yang
bersangkutan menderita berbagai penyakit sistemik, semisal:
-
Adanya
infeksi pada paru,
-
Terjadi
sinusitis,
baik karena infeksi sinus atau kelainan bentuk sinus/abnormal
-
Infeksi
tenggorokan (tonsilitis),
- Pada
kasus gagal ginjal atau gangguan kantong kemih. Sebab dalam ludah terdapat
kadar urea yang tinggi, sehingga menghasilkan bau amonia (seperti bau ikan)
- Kelainan
darah,
- Kencing
manis yang tidak terkontrol atau gula darahnya tinggi (Diabetes Mellitus/DM). Mulut akan mengeluarkan aroma aceton,
- Infeksi
usus, atau
- Kanker
Rongga Mulut atau KRM (Carsinoma).
KRM bisa di bibir, lidah atau langit-langi (Palatum).
Bagaimana ya.. gejala
dari Bau
Mulut?
Ada baiknya kita perlu
mengenali beberapa gejala tersebut, siapa tahu kita juga menderita BM ini lho:
-
Sering
merasa tidak enak dalam mulut.
-
Orang
lain berkomentar mengenai bau nafas kita, kemudian menawarkan sejenis permen
atau penyedap bau nafas.
-
Tanpa
sadar, kita sering menggunakan produk penghilang bau mulut, penyegar nafas atau semacamnya.
-
Orang
lain tidak mau berdekatan saat bicara dengan kita.
-
Merasa
mulut terlalu kering atau kondisi air liur lebih kental daripada biasanya.
Kondisi ini tidak dapat diperbaiki walau dengan segala cara.
![]() |
GAMBAR 2. Ketika kita berbicara, maka... |
![]() |
GAMBAR 3. Lawan bicara kita menutup mulut.(Sumber: brosur Antiplaque & Darmawan, 2007) |
Adakah cara mengetes Bau Mulut secara akurat?
Setelah mengetahui beberapa gejala dari bau mulut. Ada baiknya dilakukan tes sendiri, apakah memang kita menderita
bau
mulut, ataukah hanya perasaan kita
yang merasa berbau,
namun kenyataan kita dalam keadaan baik-baik saja.
Inilah cara yang paling efektif
dan akurat. Cara nya cukup gampang kok.....Cobalah jilat punggung tangan, dan
ciumlah. Cara ini jauh lebih menjamin hasilnya, ketimbang membaui nafas. Karena
hidung kita biasanya sudah ‘kebal’ terhadap bau nafas kita sendiri.
![]() |
GAMBAR 4. Menunjukkan cara mengetes adanya bau mulut. (Sumber: Darmawan, 2007) |
Bila setelah dilakukan tes, dan hasil nya menunjukkan bau
mulut, berarti kita memang menderita
bau
mulut. Namun bila ternyata hasilnya
baik-baik saja. Berarti hanya perasaan kita saja yang takut. Atau lain kata
kita mengalami krisis Percaya Diri (PD) atau bahasa gaulnya kurang PD. Sedang
istilah medisnya disebut Halithophobia.
Andai... andaikata nih ya.
Ternyata kita mengidap Bau Mulut. Maka apa langkah selanjutnya ?
Mengatasi BM bisa dengan:
-
Diri
sendiri.
-
Datang
ke dokter gigi.
-
Rujuk
ke spesialis penyakit dalam ( Internist)
Bersambung ke tulisan berikutnya
Mengatasi Bau Mulut dengan secara mandiri dan ke dokter gigi
Mengatasi Bau Mulut dengan secara mandiri dan ke dokter gigi
DAFTAR PUSTAKA.
1. Antiplaque total solution. Solusi total kebersihan dan kesehatan gigi dan mulut. By PT Triple ace corporation. Depok- Indonesia. p. 11-12.
2. Darmawan L drg. 2007. Cara cepat membuat gigi sehat dan cantik dengan dental cosmetics + kiat merawat gigi yang tepat dan efektif. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.p 62-63 & 134.
3. Djamil MS. 2008. Ke Dokter gigi ? Siapa takut !. Panduan lengkap kesehatan gigi keluarga. IMP Publishing & Bagian Biokimia dan Biologi Oral FKG Universitas Trisakti. Jakarta. Cetakan I. p. 20.
4. Kadrianto TH, Pradono SA. 2004. Stomatitis uremik ulseratif. Prosiding SINOM ( Seminar Ilmiah Nasional Oral Medicine) in daily practice. Hotel Santika Surabaya, 6-7 September 2013. Airlangga University Press. Surabaya. p. 34-41.
5. Martariwansyah. 2008. Gigiku kuat. Mulutku sehat. Hayati Quality Bandung. p. 7-9.
6. Pramita kalender, 2015.
7. Pratiwi D. 2007. Gigi sehat. Merawat gigi sehari-hari. Buku Kompas. Jakarta.p. 32-34.
8. Siahaan PB. 2014. Diary sang dokter. Berbagi pengalaman “berharga” dari balik kamar dokter. Cetakan II. Belafit Jakarta. p. 9-11.
9. Soebroto I. 2009. Apa yang dikatakan dokter tentang kesehatan gigi anda. Cetakan I. Book marks. Jogjakarta.p. 41-43.
Terima kasih dokter atas ilmunya yg sangat bermanfaat🙏🏻 saya jadi aware sama kesehatan mulut karna skrg saya tahu bagaimana cara mengecek sndiri apakah mengalami BM atau tidak. Ijin bertanya dokter, apakah aman menggunakan mouthwash setiap hari untuk menghilangkan bau mulut?
BalasHapusTerima kasih telah berkunjung ke situs saya.
HapusJawaban:
Pada suasana normal, harusnya tidak boleh menggunakan obat kumur secara terus menerus, dikarenakan ada kandungan bahan kimia di dalamnya. Namun, di masa pandemi ini sebaiknya kita menggunakan obat kumur. Sebab mulut merupakan akses masuk dari semua mikroorganisme, termasuk si Covid ini,
Di RS darurat Wisma Atlet Jakarta, sudah menggunakan Povidone Iodine, baik untuk pasien, maupun dokternya. Demikian, Merry yang manis. Semoga bermanfaat ya