Optimisme Pasien di Ruang ICU
![]() |
Kondisi pasien atas nama Bu Melati saat sebelum dilakukan dan sesudah dilakukan intubasi |
Pada postingan sebelumnya, penulis mengungkapkan salah satu aktivitas dokter gigi spesialis penyakit mulut (drg SpPM). Yaitu visite ke pasien yang berada di ruangan ICU.
Sebenarnya ICU adalah ruang khusus yang disediakan oleh
rumah sakit untuk merawat pasien dengan kondisi yang membutuhkan pengawasan
ketat selama 24 jam. Ruangan ini dilengkapi dengan beberapa alat medis khusus
yang digunakan untuk menunjang proses pengobatan dan pemulihan pasien.
ICU secara relatif bisa dikatakan identik untuk merawat kasus dengan kondisi pasien yang masuk pada fase terminal. Bagaimana situasi di ICU dan apa saja istilah yang digunakan? Mari kita ikuti tanya jawab berikut ini. Semoga bermanfaat.
Tanya: Apakah pasien yang dirawat di ICU bisa dipastikan meninggal dunia?
Jawab: Tentu saja tidak! Umur adalah hak prerogatif Gusti Allah Swt. Ada
pasien yang kondisinya sudah dianggap terminal, tetapi bisa saja Tuhan
mendatangkan mujizat. Oleh karena itu, tugas kita sebagai manusia adalah
berikhtiar sebaik mungkin.
Tanya: Bagaimana rasanya menjadi tenaga kesehatan di ICU?
Jawab:
Menjadi tenaga kesehatan berarti selalu menghadapi dua kondisi yang sangat
kontras. Di satu sisi, kami harus tetap tegar dalam menghadapi pasien yang
sudah dalam kondisi terminal. Di sisi lain, kami juga diuji untuk tetap ikhlas
dan legowo dalam berbagai situasi.
Tanya: Apa yang dimaksud dengan kondisi terminal?
Jawab: Kondisi
terminal adalah kondisi sakit yang menurut akal sehat tidak memiliki harapan
untuk sembuh. Penyebabnya bisa dari suatu penyakit atau kecelakaan.
Namun,
tidak ada yang bisa memprediksi dengan pasti berapa lama seorang pasien bisa
bertahan hidup, apakah hanya hitungan hari, pekan, bulan, atau bahkan tahunan.
Tanya: Sebagai tenaga kesehatan, apa yang dilakukan dalam
menghadapi pasien terminal?
Jawab: Kami tetap berusaha semaksimal mungkin dalam
perawatan dan pengobatan. Hasil akhirnya kami serahkan kepada Tuhan. Ikhtiar
terus dilakukan hingga batas tertentu yang bisa dicapai.
Tanya: Apa yang membuat seorang dokter spesialis penyakit mulut
(drg Sp PM) bahagia saat merawat pasien ICU?
Jawab: Ketika pasien bisa sembuh dan
keluar dari fase terminal di ICU! Itu adalah kebahagiaan terbesar bagi kami.
Tanya: Adakah pengalaman menarik yang bisa diceritakan?
Jawab: Tentu!
Beberapa tahun lalu, saya mendapat rujukan dari dokter spesialis anestesi untuk
menangani seorang pasien bernama Bu Melati (nama samaran). Beliau mengalami
gagal napas akibat tetanus yang diduga berasal dari infeksi gigi.
Tanya: Apa itu gagal napas?
Jawab: Gagal napas berarti pasien tidak
bisa bernapas secara mandiri dan harus dibantu dengan alat seperti ventilator.
Biasanya, pasien dalam kondisi ini dirawat di ICU, bahkan di kamar isolasi jika
penyakitnya menular.
Tanya: Apakah keluarga boleh menunggu pasien di dalam ICU?
Jawab:
Tidak, keluarga tidak diperbolehkan masuk ke ruang ICU, tetapi tetap diminta
stand by di luar. Jika pasien membutuhkan tindakan tertentu, keluarga akan
dipanggil untuk memberikan persetujuan dan menandatangani informed consent.
Tanya: Apa yang dilakukan dokter gigi spesialis penyakit mulut
dalam kasus Bu Melati?
Jawab: Tugas saya adalah memeriksa rongga mulutnya untuk
mencari sumber infeksi. Setelah dilakukan pemeriksaan, ternyata banyak gigi
yang berlubang besar hingga hanya tersisa akar, yang bisa menjadi penyebab
infeksi.
Tanya: Bagaimana koordinasi para dokter dalam perawatan pasien
ICU?
Jawab: Di RSPAL dr. Ramelan Surabaya, perawatan pasien ICU dilakukan oleh tim
dokter spesialis dari berbagai bidang, seperti anestesi, penyakit mulut, dan
bedah mulut. Kami bekerja sama dalam memberikan perawatan terbaik bagi pasien.
Tanya: Apakah ada tindakan khusus yang dilakukan untuk membantu
pernapasan pasien?
Jawab: Ya, pada kasus Bu Melati, tim dokter melakukan intubasi,
yaitu pemasangan alat bantu pernapasan melalui leher yang kemudian disambungkan
ke ventilator. Setelah tindakan ini selesai, barulah saya bisa memeriksa
kondisi rongga mulutnya.
Tanya: Apa yang bisa kita pelajari dari pengalaman ini?
Jawab: Bahwa
tenaga kesehatan selalu berusaha sebaik mungkin untuk menyelamatkan nyawa
pasien. Namun, pada akhirnya, segala keputusan ada di tangan Tuhan. Yang bisa
kita lakukan adalah berikhtiar, tetap tegar, dan berserah diri dengan penuh
keikhlasan.
Bersambung ke bagian tiga
Dokter
Pencabut Gigi Justru Opname | Pengalaman Visite ICU
Kembali ke bagian pertama
Leave a Comment