Begini Perasaan Merawat Pasien ICU
Asslamualaikum…hallo…holla… selamat bertemu lagi dalam tulisan di blog ini. Subhanallah ya..sudah berapa purnama, penulis tidak pernah memposting tulisan.
Mengapa Tidak Pernah Menulis Lagi?
Salah satu
sebab, yakni penulis sejak 27 September 2022, alhamdulilah sudah lulus sebagai
ASN (Aparatur Sipil Negara) atau tepatnya sudah menjalani purnatugas atau orang
bilang dengan istilah pensiun.
Lho…kalau
begitu, mestinya sudah punya banyak waktu luang kan? Wong sudah tidak harus
setiap hari ke kantor.
Ahaa… ternyata tidak semudah itu Ferguso… rupanya penulis
ini menjadi Nakes (tenaga kesehatan) sebagai drg Sp PM (dokter gigi Spesialis
Penyakit Mulut) di Indonesia itu cukup langka.
Indonesia yang luas ini, hanya memiliki beberapa tenaga drg
Sp PM. Dan tiga orang Sp PM tersebut berada home base di RSPAL dr Ramelan
(Rumah Sakit Pusat Angkatan Laut dokter Ramelan) Surabaya.
Sedangkan RSPAL
dr Ramelan sendiri merupakan faskes (fasilitas kesehatan) RS (Rumah Sakit) PPK
(Pemberi Pelayanan Kesehatan) Tingkat 3 atau setara dengan RS type A. Sehingga
kami merupakan Rumah Sakit rujukan Tingkat lanjutan di wilayah timur (sejajar
dengan RSUD Dr Sutomo Surabaya).
Otomatis akan banyak pasien yang menderita penyakit dengan
kondisi berat yang harus ditangani, termasuk melayani rongga mulut di ruang
rawat inap. Memang, tenaga drg Sp PM lebih banyak berkecimpung di ruang rawat
inap (beda dengan profesi drg spesialis lainnya yang banyak merawat pasien di
poli rawat jalan).
Dokter Gigi Spesialis Penyakit Mulut Masih Langka
Dikarenakan
menjadi tenaga langka dan dibutuhkan keberadaannya di sebuah RS PPK Tingkat 3,
maka penulis diminta untuk tetap bekerja di RSPAL dr Ramelan Surabaya sebagai
tenaga pengabdian yang nantinya akan mendapatkan honor setiap bulan.
Di lain sisi,
dikarenakan sudah pensiun dari RS, maka oleh FKG UHT (Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Hang Tuah) Surabaya telah mengangkat sebagai dosen tetap.
Nah… di era kekinian menjadi dosen juga sungguh banyak amat
tugasnya. Selain mengajar juga harus melakukan penelitian, lalu ditulis
kemudian tulisan tersebut harus publish di jurnal.
Untuk melakukan publish juga banyak syaratnya, di antaranya
harus melakukan revisi berkali-kali. Di samping itu juga harus melakukan
pengabdian masyarakat, dan lain sebagainya…dan seterusnya…
Semua ini berakibat tidak lagi memiliki waktu untuk menulis
di blog ini.
![]() |
Gambar 1. Suasana di ICU, satu pasien diawasi oleh satu tenaga paramedis |
Untungnya kedua admin dari blog ini sangat baik dan bertanggung jawab, dengan cara berusaha untuk selalu mengingatkan dan bahkan bersedia melakukan wawancara kepada penulis sekaligus membuat bahan tulisan sebagai pancingan.
Sehingga penulis benar-benar bisa terpancing untuk menulis
dengan cara mengembangkan dan memberi sentuhan pada tulisan yang sudah diajukan
oleh admin blog ini.
Apa Isi Wawancara?
Saat diwawancara
oleh Mas Oki sebagai admin blog, penulis ditanya mengenai pengalaman penulis
sebagai tenaga nakes selama mengabdi di RSPAL ini.
Penulis langsung teringat akan pengalaman penulis saat
diminta sebagai narasumber untuk acara HBH (Halal bi Halal) oleh prodi (program
studi) Dokter Gigi Spesialis Penyakit Mulut dari FKG UNAIR beberapa tahun yang
lalu.
Acara ini diadakan secara online dengan membahas topik LOVE AND HATE RELATIONSHIP WITH ICU PATIENT. Rekaman diskusi di atas bisa disimak di Channel YouTube di tautan di bawah ini.
Adapun judul ini, bila diterjemahkan secara bebas akan menjadi: suka duka saat merawat pasien di ruang ICU (Intensive Care unit).
Pekerjaan Penulis Sebagai Nakes (Drg SpPM) Lebih Banyak Berada Di Ruang Rawat Icu & Hcu (High Care Unit)
Seperti tulisan
yang telah diposting pada 30 Maret 2022 yang lalu, tulisan dengan judul Nilai spiritual dokter gigi Spesialis Penyakit Mulut, di situ tertulis, bahwa profesi
penulis lebih banyak berada di ruang ICU.
Sebenarnya ICU adalah ruang khusus yang disediakan oleh
rumah sakit untuk merawat pasien dengan kondisi yang membutuhkan pengawasan
ketat selama 24 jam. Ruangan ini dilengkapi dengan beberapa alat medis khusus
yang digunakan untuk menunjang proses pengobatan dan pemulihan pasien.
ICU secara
relatif bisa dikatakan identik untuk merawat kasus dengan kondisi pasien yang
masuk pada fase terminal.
Fase ini artinya adalah kondisi ketika pada beberapa organ
tubuh pasien yang mengalami gangguan sedemikian rupa, sehingga secara
diagnostik dinyatakan tidak ada intervensi apapun untuk dapat menolong
memperpanjang hidup pasien tersebut. Misalnya terjadi pada pasien yang sudah
tua yang biasanya akan diikuti oleh kegagalan berbagai organ tubuh.
Bersambung ke bagian berikutnya:
Leave a Comment