Dokter Pencabut Gigi Justru Opname | Pengalaman Visite ICU

Selama 39 tahun menjadi dokter gigi dan 18 tahun sebagai spesialis penyakit mulut (SpPM), banyak pengalaman menangani pasien, terutama pengalaman visite pasien di Ruang ICU.

Ada kisah haru, sedih, bahagia, kaget, takjub, dll. Beberapa kisah itu saya ceritakan di tulisan ini. Di sini masih melanjutkan tanya jawab tentang kisah pasien bernama Bu Melati (bukan nama sebenarnya).

Saat penulis datang ke ruang ICU, ternyata ada dokter lain sebagai team dari dokter spesialis Anestesiologi (Sp An) yang merujuk Bu Melati. Kami melakukan Tindakan Intubasi.

Tanya: Apa itu Tindakan Intubasi?

Jawab: Tindakan intubasi adalah tindakan untuk melubangi leher yang nantinya akan disambung pada alat bernama ventilator. Hal ini bertujuan untuk membantu agar pernapasan bisa berjalan dengan baik.

Tanya: Mengapa Harus Melubangi leher Pasien (intubasi)?

Jawab: Hasil koordinasi antara dokter Sp An dan drg SpPM menyimpulkan bahwa harus dilakukan tindakan intubasi agar membantu pernapasan Bu Melati sehingga lebih baik.

Tanya: Apa Penyebab Infeksi Mulut Sehingga Sampai Gagal Napas?   

Seusai dilakukan intubasi, penulis baru bisa memeriksa kondisi rongga mulutnya. Dan ternyata di rongga mulutnya ada beberapa gigi caries (lubang) yang besar, sampai gigi yang tertinggal hanya berupa sisa akar saja, dan tentunya hal ini bisa dianggap sebagai sumber infeksi.

Tanya: Apa tindakan yang harus dilakukan untuk mengatasi pasien kritis karena infeksi mulut?

Jawab: Tindakan selanjutnya penulis merujuk ke dokter gigi spesialis Bedah Mulut (drg Sp BM) untuk melakukan pencabutan semua gigi sebagai penyebab infeksi yang dituduh sebagai biang atau penyebab terjadinya infeksi tetanus yang berakibat pada gagal nafas tadi.

Tanya: Bagaimana perasaan Bu Anik menemukan pasien seperti Bu Melati ini?

Jawab: Penulis baru pertama kali menemukan kasus yang sangat unik. Tetanus ini disebabkan adanya bakteri bernama: Clostridium tetani.

Bakteri ini biasanya didapat dari luka yang terkontaminasi pada benda-benda yang sudah berkarat, kalau orang Jawa bilang besi yang sudah tayengen.

      Dikarenakan unik, penulis berkeinginan untuk menulis sebagai laporan kasus (case report) yang nantinya dapat di publish ke suatu jurnal kesehatan. Dengan tujuan supaya dapat mengedukasi pada nakes lain atau kepada pasien juga. 

Tanya: Bagaimana sikap rekan dokter lain terkait Pasien ICU Infeksi Mulut ini?

Jawab: Dokter spesialis Anestesi menjawab, “Monggo saja Dok. Kalau nanti pasien bisa selamat nggih. Karena kok sepertinya sudah hopeless (tidak ada harapan).”

      Meskipun sudah hopeless atau tidak ada harapan lagi, namun kembali lagi fitrah kami sebagai sebagai dokter yang manusia…ya harus tetap berikhtiar.

Gambar: Kondisi pasien atas nama Bu Melati pada hari ke-7 dan hari ke-15, setelah dilakukan angkat jahitan.

Tanya: Apa tindakan mengatasi pasien Infeksi Mulut ini?

Jawab: Setelah berkoordinasi dengan dokter gigi Spesialis Bedah Mulut (drg Sp BM), maka dilakukan pencabutan total dari semua sisa akar yang ada (total extraksi) dengan menggunakan bius umum. Setelah dilakukan pencabutan itu, pasien atas nama Bu Melati tersebut sempat panas suhu tubuhnya.

Tanya: Apakah ada kejadian tak terduga?

Jawab: Ada, uniknya setelah sepekan operasi, teman penulis yang mencabut tadi ikut sakit juga dan harus opname. Dokter juga manusia, juga bisa sakit ya hihi.

Ini menunjukkan bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu dan manusia itu lemah dan sangat membutuhkan pertolongan Tuhan.

Maka tugas beliau sebagai drg Sp BM yang seharusnya mengambil jahitan, kemudian penulis menggantikan beliau. Sesudah urusan pergigian selesai, penulis tidak pernah melakukan visite lagi pada pasien Bu Melati.

Bersambung ke bagian 4

Ketika Ilmu Medis Menyerah, Tapi Takdir Allah Berbicara, Kisah Ajaib Bu Melati


Kembali ke bagian 2

Optimisme Pasien di Ruang ICU


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.