Kebangkitan Telemedicine di Masa Covid-19 (Bag-2) | Pasien Luar Negeri

Pada umumnya dokter sudah mengetahui permasalahan utama dari kegalauan pasiennya. Dan biasanya setelah sesi konsultasi dan melihat dokternya tersenyum serta memberikan support, pasien merasa kondisinya jauh lebih baik, meskipun belum minum obat yang diresepkannya.

      Jadi selama pandemi penulis sudah melakukan beberapa kali cara telemedicine dengan beberapa pasien yang mempunyai keluhan adanya sariawan dalam mulut. 

Pasien Covid-19 Dengan Keluhan Sariawan 

Karena memang sariawan ini bersumber dari stres fisik atau stres psikis. Otomatis pada masa pandemi Covid-19 ini banyak penderita yang khawatir dan menjadikan rongga mulut terasa sakit

      Biasanya diawali dengan chat melalui nomor WhatsApp dan berlanjut pasien mengirimkan data. Baik tentang keluhan utama maupun foto kondisi rongga mulutnya. Lalu kami janjian mengenai waktu yang pas untuk melakukan percakapan melalui video call.

Penulis sudah melakukan pemeriksaan, pengobatan dan edukasi melalui Telemedicine atau konsultsi dokter gigi online

      Untuk pasien di Surabaya, penulis memang secara tegas menolak tatap muka langsung untuk praktik di rumah. Biasanya penulis anjurkan untuk datang ke RSPAL (Rumah Sakit Pusat Angkatan Laut) dr. Ramelan Surabaya atau ke RSGM (Rumah Sakit Gigi dan Mulut) Nalahusada Surabaya tempat penulis berdinas sehari-hari.

Jika Harus Tatap Muka, Musti di RS dengan APD Lengkap 

Alasannya, di kedua tempat tersebut semua sudah safe untuk melakukan pemeriksaan secara langsung. Seperti ketersediaan APD (Alat pelindung Diri) level 3 dan sterilisasi pada alat dan ruangan. 

Namun bila pasien tidak berkenan datang ke dua tempat tersebut, barulah memilih dengan cara telemedicine.

      Untuk pengalaman melakukan Telemedicine secara nasional, penulis digandeng oleh teman sejawat drg. Agam Sp.PM yang mendapat julukan dokter gigi gaul. Jadi beliau yang mengurus semua ‘tetek bengek’ mengenai persyaratan telemedicine. Penulis tinggal mengikuti aturannya saja.

      Pengalaman lain saat melakukan telemedicine ialah saat dihubungi oleh pihak admin dari RSGM Nalahusada. Ketika itu admin dari RSGM Nalahusada mengatakan ada yang ingin konsultasi mengenai putranya. 

Hasil X-Ray & MRI Harus Dikirimkan Via Online  

Pasien sudah mengirimkan hasil foto pasien dan hasil foto Magnetic Resonance Imaging (MRI) lengkap dengan hasil bacaannya, dalam bahasa Inggris tentunya.

      Keuntungan dari cara Telemedicine ini, ialah kita bisa membuat appointment soal waktu konsultasi secara virtual. Pada saat itu dikarenakan penulis sedang ikut webinar Military dentistry yang sifatnya internasional juga. Maka penulis menyanggupi malam.

      Berarti ada jeda waktu. Setelah selesai webinar, penulis bisa mempelajari kasus tersebut. Bahkan sempat konsultasi dengan beberapa teman sejawat (termasuk dengan putra pertama penulis yang mendalami bidang radiografi) mengenai hasil foto MRI tersebut.

Nah setelah itu penulis bisa memprediksi diagnosis dan sekaligus merencanakan perawatan pada kasus yang sedang dihadapi.

Konsultasi Dokter Gigi Online Dengan Pasien Arab Saudi

      Lucunya, saat penulis utarakan untuk meggunaan media video call dari aplikasi WA untuk media telemedicine, admin dari RSGM Nalahusada mengatakan kalau pasien kesulitan tentang sinyal. Sebab pasien ini bertempat tinggal di negara Arab Saudi. What?!

      Penulis bertanya, “Terus konsultasinya menggunakan bahasa apa? ” Admin RSGM Nalahusada menjawab, “Dengan Bahasa Indonesia Dok. Sebab pasien ini adalah orang Indonesia yang tinggal di negara Arab.“ Alhamdulilah batin penulis.

Konsultasi dokter gigi online menggunakan media WhatsApp dengan video call

 Selanjutnya, melalui admin RSGM Nalahusada, pasien menawarkan menggunakan aplikasi IMO, Google duo atau Face Time. Alamak! Semua aplikasi yang disebut tadi itu penulis tidak punya. 

Konsultasi Dokter Gigi Online, Ini Aplikasinya  

Hehehe… akhirnya penulis menawarkan menggunakan aplikasi Zoom yang sudah biasa dipakai untuk kegiatan sehari-hari.

      Alhamdulilah..setelah melalui konsultasi yang cukup lama. Diambil kesimpulan: bahwa masalah kesehatan yang harus diselesaikan masih memerlukan pemeriksaan penunjang lainnya yang notabene harus dilakukan secara tatap muka. 

Dan selanjutnya bisa dilakukan di Jakarta, sesuai tempat tinggal asal pasien ketika pasien sudah selesai dinas di Arab.(bersambung

Kembali ke bagian satu: Minimalkan Risiko Covid-19 dengan Konsultasi Dokter Gigi Online  


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.