Mengatasi Gigi Tak Rata Anak (bag 2)
Mari kita tengok contoh susunan dan jumlah gigi dari rahang atas di bawah ini.
Susunan gigi normal rahang atas (sumber foto & editing: Dwi Setianingtyas) |
Agar bisa membayangkan lebih jelas, penulis akan memberikan ilustrasi seperti di bawah ini. Yakni adanya susunan dan jumlah yang normal dari sisi depan.
Terlihat susunan gigi depan (Sumber foto: GlaxoSmithKline) |
Jumlah dan susunan gigi depan atas yang normal saat tersenyum. (Sumber foto & editing: Dwi Setianingtyas) |
Langkah ketiga membahas beberapa kelainan gigi
Ada tiga macam kelainan gigi yang paling menonjol, di antaranya :
a. Agenisi gigi
Agenisi gigi merupakan kondisi tidak dijumpai gigi dikarenakan memang tidak adanya benih gigi. Sehingga otomatis menyebabkan jumlah tidak normal dikarenakan jumlahnya berkurang. Hal ini biasanya disebabkan adanya faktor genetik atau keturunan.
Agenisi pada gigi seri kedua kanan dan kiri. (Sumber foto: Dwi Setianingtyas) |
Apa yang terjadi bila gigi mengalami Agenisi? Tentunya akan terdapat ruang kosong atau renggang. Seperti ilustrasi pada penderita di atas.
Maka bila terjadi hal demikian, penderita disarankan untuk meratakan giginya dengan alat orthodontia atau behel, lalu tempat kosong yang ditunjukkan dengan tanda panah bisa dibuatkan gigi tiruan lepasan atau cekatan. (Baca juga: Mengatasi Bau Mulut, Bisakah Secara Mandiri Atau Harus Ke Dokter Gigi?)
b. Mikrodontia
Mikrodontia merupakan keadaan ketika terdapat kelainan ukuran gigi yang lebih kecil dari gigi normal disertai gigi yang bentuknya mengerucut atau ujungnya runcing.
Gigi dengan Mikrodontia dengan ujung yang runcing (Sumber foto : GlaxoSmithKline) |
c. Supernumerary Teeth atau Mesiodens
Supernumerary Teeth adalah gigi berlebih sehingga jumlah gigi yang terbentuk dalam rahang lebih banyak dari jumlah normal.
Kelebihan gigi bisa di posisi depan, samping atau di belakang. Bila letaknya berada di antara gigi-gig seri pertama, biasa disebut dengan Mesiodens.
Mesiodens yang posisinya berada di antara gigi seri pertama. (Sumber foto: Dwi Setianingtyas) |
Langkah keempat, Gigi Apakah Pada Kasus Ini?
Penulis mulai berpikir, “Siapa sebenarnya si ‘dia’ ini, di antara ketiga jenis kelainan gigi itu?
Jadi setelah melihat dan berpikir. Maka penulis menduga atau dalam Bahasa kedokteran disebut dengan suspect.
Bila melihat ujungnya yang runcing, maka kemungkinan gigi yang tumbuh di belakang bisa berupa MESIODENS, atau gigi taring yang tumbuhnya salah letak atau gigi seri kedua dengan yang bentuknya Mikrodontia.
Sebelum menentukan perawatan gigi, seorang dokter gigi harus melakukan anamnesis (tanya jawab dengan penderita dan keluarganya), lalu melakukan pemeriksaan klinis, yakni berupa memeriksa keadaan di rongga mulutnya.
Biasanya bila sudah dilakukan kedua hal tersebut dokter gigi bisa menentukan nama kelainan tersebut atau tepatnya disebut dengan diagnosis. Terkadang untuk mendapat diagnosis, apabila dokter gigi masih ragu.
Maka biasanya dokter gigi akan melakukan yang namanya pemeriksaan penunjang agar mendapat diagnosis yang tepat. Pemeriksaan penunjang bisa berupa melakukan foto rontgen, pemeriksaan darah, atau pemeriksaan biopsi.
Itu tergantung dari kasus yang akan ditangani. Dari diagnosis, barulah seorang dokter gigi bisa mengambil keputusan dan rencana Tindakan perawatan selanjutnya pada kelainan gigi tersebut
Berhubung penulis mendapat info secuil dan tanpa melakukan pemeriksaan klinis pada kondisi mulut aslinya, maka pemeriksaan klinis hanya dilihat sepintas melalui foto yang dikirim. Maka diperlukan satu lagi pemeriksaan lagi. (Baca juga: Penyebab Penyakit Mulut Anak dan Solusinya)
Pada kasus yang seperti ini, wajib dilakukan pemeriksaan radiologi yang bernama dental foto panoramic. Dalam sekali foto akan didapatkan hasil susunan semua gigi beserta tulangnya. Sehingga akan didapatkan, apakah nama gigi tersebut? (bersambung ke bagian 3, klik sini)
Kembali ke bagian pertama: Klik sini
Leave a Comment