Labuan Bajo Trip (bag-1) | Menikmati Sunrise Yang Fresh
Labuan Bajo Trip | Kegiatan Persatuan Dokter Gigi indonesia (PDGI) dalam rangkaian acara Interdisiplin Dentistry Explorer (IDE) atau baksos di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.
Hari itu, 22 Juli 2019 adalah hari keempat atau terakhir berupa kegiatan Labuan Bajo Trip di Bukit Sylvia.
Namanya juga
bukit, pasti kegiatannya adalah trekking. Peserta dapat naik ke puncak bukit
untuk menikmati keindahan panorama dari atas plus merasakan sensasi fenomena
sunrise.
Persiapan Menuju Bukit Sylvia
Sebenarnya
penulis agak ragu, apakah masih kuat atau tidak ya? Apalagi tubuh ini kemarin
sudah diajak Trekking ke Pulau Padar yang menurut ukuran penulis relatif sangat
tinggi. Tapi saat penulis tanya pada drg. Sita (teman sekamar), dia menjawab, “Iya aku mau ikut”.
Lhaa.. penulis terus berpikir, “Ngapain aku sendirian di kamar.” Ya sudah akhirnya ikut mendaftar Labuan Bajo Trip kali ini.
Namun berita yang menenangkan hati adalah trekking ke Bukit
Sylvia tidak sesulit dibanding saat ke Pulau Padar.
Rencana ke Bukit
Sylvia sudah dikoordinasi oleh Travel Agent pada malam hari sebelumnya. Dan
sudah didata tentang siapa saja yang berminat. Rupanya yang ikut hanya sebagian
kecil dari 200 dokter gigi yang ikut Labuan Bajo Trip ke Bukit Sylvia ini.
Pukul 03.30
WITA pihak hotel melakukan morning call. Penulis mulai bangun lalu mandi dan
ambil wudhu. Peserta lain sudah menunggu dalam bis. Akhirnya penulis melakukan
sholat Subuh di dalam bis saja, agar menghemat waktu dan supaya mendapatkan
momen sunrise
Letak Bukit Sylvia
Sebenarnya letak Bukit Sylvia tidak terlalu jauh dari pusat kota Labuan Bajo. Labuan Bako Trip ini ditempuh hanya dalam 30 menit dari Hotel Jayakarta Labuan Bajo menuju Bukit Sylvia.
Saat berangkat suasana masih gelap. Tiba di
lokasi terlihat adanya beberapa bukit yang di kanan-kirinya terdapat padang
savana khas perbukitan.
Ada beberapa
dokter gigi yang memisahkan diri karena mencari bukit yang puncaknya tidak
terlalu tinggi. Berharap trekkingnya tidak curam. Beda dengan penulis yang
tetap bergabung dengan rombongan besar.
Baru
setengah perjalanan (tidak sampai puncak), penulis bersama kelompok kecil yang
di antaranya drg. Sita, drg. Andi, dan drg. Leni ditambah seorang dokter gigi
lagi memutuskan untuk berhenti.
Fakta-fakta Bukit Sylvia Labuan Bajo
Salah satu
penyebabnya ialah jalan untuk naik ke puncak bukit masih berupa jalan setapak
alami. Jadi harus super hati-hati dan wajib fokus.
Agak ngeri juga, kalau membayangkan terpeleset. Beda dengan ketika trekking ke Pulau Padar yang sudah disediakan anak tangga. Sehingga lebih nyaman.
Waktu untuk
trekking dijatah 30 menit. Tapi grup kecil bisa menempuh hanya dalam 15 menit
saja. Kenapa? Karena memang menempuh hanya setengah jalan. Hehehe
Kali ini Pak Dedi dan Mbak Dewi sudah tidak ikut lagi. Tapi ada Bang Pion. Ia bertindak sebagai tour guide yang merupakan warga asli NTT. Orangnya baik dan humoris.
Bang
Pion menerangkan bahwa dari tempat yang hanya separuh ini sudah dijamin bisa
menikmati fenomena sunrise.
Begini Suasana Sunrise Pulau Flores dari Bukit Sylvia Labuan Bajo
Dari ketinggian ini samar-samar terlihat perairan Laut Flores, jalan aspal yang dilalui, serta bentukan pinggiran bukit yang menjorok ke lautnya. Sambil menunggu si matahari tayang, Bang Pion melontarkan beberapa joke yang berhasil membuat kami tertawa.
Dia juga
mengatakan kalau, “Jangan dipanggil Mas ya Bu. Sebab nanti jadi MASPION. Seperti
nama pabrik terkenal di Surabaya...hehe. Jadi lebih baik saya dipanggil dengan Nanak
Pion.
Ooo..rupanya
Nanak itu dalam bahasa Flores berarti Mas. MasPion..ehh maaf Nanak Pion ini
ternyata tak hanya sanggup menjadi tour guide yang menyenangkan. Tapi juga fotografer
andal, bahkan mampu menjadi pengarah gaya lho. Sehingga hasil bidikannya cukup ciamik.
Tak terasa, matahari yang agak malu-malu mulai naik perlahan untuk perform seolah keluar dari permukaan air laut. Pertanda membuka hari. Ditambah dengan view dari jajaran beberapa bukit yang menjadikan pemandangan yang super eksotis.
Hmmm..senangnya berada di warna-warni bentang alam di Labuan Bajo Trip ini.(bersambung ke bagian dua, klik sini)
Leave a Comment