Labuan Bajo Trip (bag-2) | Fakta Menarik Bukit Sylvia
Labuan Bajo Trip | Dalam dunia
fotografi ada istilah golden hour atau momen keemasan, yaitu waktu yang paling
tepat untuk pembuatan foto lanskap sesi outdoor.
Ini merupakan
sahabat terbaik karena adanya momen dengan kondisi pencahayaan terbaik dalam
sehari itu. Momennya sangat pendek, yakni pagi hari sekitar pukul 05.00 hingga 06.00
pagi.
Jadi untuk
mendapat hasil foto yang best golden, maka datanglah untuk mengejar pesona
golden hour.
Keputusan tepat untuk datang pada pagi itu pada Laboan Bajo Trip kali ini. Karena didapat matahari yang tak pernah ingkar janji untuk selalu hadir di ufuk timur bumi Indonesia. Apalagi dipadu dengan udara yang sejuk di Bukit Sylvia.
Amati Alam Terbuka Lahirkan Rasa Bahagia
Menjadikan
pemandangan dengan keelokan tiada tara. Ah... dengan memandang keindahan
tersebut dapat mewakili perasaan bahagia.
Saat yang
dinanti nanti tiba jua. Serasa matahari tersenyum penuh semangat dan setengah
genit di Bukit Sylvia Labuan Bajo. Fenomena alam yang luar biasa.
Saat-saat
seperti ini merupakan hari tanpa rutinitas. Sehingga menjadi momen tepat untuk
mentadaburi alam. Bisa melihat kekuasaan Allah Swt.
Semua ini akan menambah iman kita. Tentunya menjadi pemandangan yang tidak bisa dilewatkan begitu saja.
Maka kami pun berlomba untuk merekam dan mengabadikan peristiwa kemewahan alam yang luar biasa indahnya. Inilah spot terbaik untuk berfoto.
Laboba Bajo Trip, Fakta Unik Di Balik Nama Bukit Sylvia
Mengenai
asal muasal dari bukit yang sekarang mulai populer ini ada dua versi. Menurut Nanak
Pion, sang pemandu trip, bukit ini dimiliki oleh seseorang yang bernama Sylvia.
Sedang
menurut referensi lain (Citylink inflight magazine) dikatakan pada awalnya
bukit ini tidak bernama. Kemudian dibangun oleh sebuah resort di dekat bukit
tersebut dengan nama Sylvia.
Jadi dulunya
hanya wisatawan yang bermalam di Sylvia yang kerap berkunjung ke bukit
tersebut. Lama kelamaan bukit ini menjadi terkenal dengan nama bukit Sylvia dan
menjadi tempat terbuka untuk dinikmati masyarakat umum.
Entah versi
mana yang benar. Yang penting adalah fenomena sunrise di bukit Sylvia ini
sangat ‘sesuatu’ dan siap memanjakan kedatangan para traveler secara gratis.
Ya... keberadaan bukit Sylvia tidak seterkenal seperti destinasi Pulau Komodo, Pulau Rinca, atau Pulau Padar. Namun sensasi keindahan yang didapat tidak kalah cantiknya dengan ketiga destinasi tersebut.
Dari atas Bukit
Sylvia menjadi tempat favorit dan terbaik untuk menikmati pagi nan indah yang
mempesona. Karena bisa menyaksikan
cahaya matahari dengan latar belakang
lanskap bukit dan pesona perairan Laut Flores.
Inilah Manfaat Pandangi Panorama Alam
Kini penulis
bisa merasakan mengapa para pecinta alam mau dan selalu ingin dan ingin lagi
untuk mengulang naik ke puncak gunung, meski dengan susah payah. Salah satunya
adalah menyaksikan peristiwa kemewahan alam yang menunjukkan peristiwa
kebesaran Sang Maha Pencipta.
Cahaya
mentari pagi yang jatuh di perairan Flores menghasilkan laut yang ditimpa
cahayanya menjadi oranye dengan bentuk unik.
Suguhan
panorama yang sangat cantik ini dapat menghipnotis penulis sesaat dan rombongan
kecil kamipun memanfaatkan suguhan ini dengan momen kebersamaan.
Berada di sini
bagaikan menjelajahi dengan ketenangan tentang adanya surga tersembunyi sambil
menatap kesunyian tebing pantai. Semua keelokan ini sanggup membuat betah dan
ingin berlama-lama di sini.
Kompak Bersama Rekan-rekan Dokter Gigi
Saat membaur
dengan alam yang bebas polusi dan seolah menemukan potret surgawi seperti ini,
penulis merasa terbius sesaat. Menikmati keelokan surga dunia di antara
perbukitan yang menjadi landmark dari Bukit Sylvia.
Kami
berempat memang memiliki bonding yang kuat sebab sama-sama dinas sebagai dokter
gigi di lingkungan TNI AL.
Selain itu
penulis, drg. Sita dan drg. Andi sering pergi ke luar negeri untuk mengikuti
seminar military dentistry, dan drg. Leni menjadi istri wakil direktur di RSAL
dr Ramelan. Jadi sering bertemu juga.
Yakk mari foto bersama. Seperti judul lagunya ..Kemesraan ini janganlah cepat berlalu. Halla...hihhi..(bersambung ke bagian tiga)
Kembali ke bagian pertama
Leave a Comment