Labuan Bajo Trip (bag-4) | Borong Oleh-oleh Khas Flores

Panitia Labuan Bajo Trip ini menjatah waktu bagi peserta hanya satu jam berada di Bukit Sylvia ini. Hallooo..It’s time to go back to hotel.. ayoo saatnya turun. Ingak..ingak hari ini adalah hari terakhir untuk memanfaatkan waktu di sini.

Kami pun mulai turun perlahan dan segera masuk dalam bis. Selanjutnya bis bergerak menuju Hotel Jayakarta lagi. Selama perjalanan menuju Hotel Jayakarta pagi itu, lumayan nih Labuan Bajo Trip ini. 

Dari balik jendela bis penulis mendapat pemandangan suasana kota Labuan Bajo Trip ini. Ah anggap saja city tour. 

Tiba di hotel kami mulai sarapan di hotel. Hotel Jayakarta ini berada di tepi pantai. Penataannya juga keren. Jadi bisa sarapan sambil melihat pemandangan pantai.

Labuan Bajo Trip, Mampir Lapak Oleh-oleh  

Sehabis sarapan di sudut hotel ada art shop yang seolah-olah mengajak penulis agar segera mampir. Barang di art shop tidak banyak dan dengan penataan yang ala kadarnya.

Tapi penulis bisa melihat bahwa barang yang dijual mutunya bagus plus harga yang bersahabat. Sehingga sungguh sayang bila barang cantik tersebut tidak ikut penulis ke Surabaya (baca: beli hehehe).

Penulis mengambil mutiara warna gold komplit dengan gelangnya serta kain tenun dengan warna kekinian. Hampir semua barang yang ada di situ tuntas tandas karena diborong para dokter gigi.

Art Shop Hotel Pun Sedia Oleh-oleh Khas Flores

Apakah acara borong suvenir sudah selesai? Tentu saja tidak. Setelah itu di halaman luar Hotel Jayakarta ada seorang bapak yang menjual produksi kain tenun.

Bu Adang yang kemarin tinggal bersama penulis di Kapal Phinisi Cajoma IV awalnya tidak berniat membeli karena barang bawaan sudah banyak, namun akhirnya ikut membeli pula. 

Begitu juga dengan bu dokter gigi lainnya. Banyak yang melakukan aksi borong.

Ini Oleh-oleh Khas Flores yang Paling Direkom 

Wah...penulis ikutan menambah barang belanjaan lagi, yaitu berupa kain tenun songket khas Flores dan syal cantik. 

Sang bapak penjual sampai kewalahan meladeni permintaan para dokter gigi yang animonya cukup besar. Akhirnya si bapak ini menambah stok barang dagangan nya lho.

Motif kain tenun dari Flores memiliki variasi motif dan ragam hias serta banyak mendapat pengaruh dari Portugal. Ada motif Korosua yang berarti hati atau motif tenun ikat Maumere. 

Memang membeli sendiri dari sumber asli dapat memberikan sensasi yang berbeda.

Menurut penulis, aksi borong ini cukup bagus untuk kedua belah pihak. Bagi penjual dapat menguntungkan dan merupakan bentuk apresiasi terhadap hasil karya pengrajin lokal.

Sedang untuk pembeli bisa digunakan untuk praktik sebagai dokter gigi, atau bisa dipakai saat mengikuti seminar (baik sebagai speaker maupun sebagai peserta).

Makanan Khas dan Unik di Labuan Bajo, Flores 

Penulis sendiri di kantor pada setiap hari Jumat diwajibkan memakai batik. Jadi lumayan untuk tambah koleksi. Hmm..simbiosis mutualisme yang menguntungkan kedua belah pihak kan?

Pukul 11.00 WITA, kami segera check out dan menuju Atlantis Beach Club untuk acara makan siang. Wah..ganti suasana nih. Lokasi tersebut berada di tepi pantai yang cantik dengan menu yang sudah familiar. Seperti ayam goreng, cap jai, mi dan lainnya.

Namun ada yang unik, yakni terong diberi tepung. Judulnya Brinjal chips. Rasanya enak, crispy dan gurih.

Senangnya bisa pergi bersama teman sejawat dari seluruh Indonesia dan melakukan pengobatan gratis bagi saudara setanah air. Bonusnya, menikmati alam cantik mutiara Nusantara yang penuh pesona. Semoga selalu terjalin persaudaraan yang indah.

Nikmati Pantai dan Laut Khas Flores Yang Indah

Bersama dengan usainya makan siang, maka kami kembali ditransfer ke bandara untuk kembali ke kota asal masing-masing peserta Interdisiplin Dentistry Explorer (IDE).

Para pembaca sekalian ..marilah kita jelajahi setiap sudut Bumi Flores yang memiliki kemewahan alam yang memukau dengan sisi unik dan berbeda. 

Mulai dari pantainya hingga puncak bukitnya. Ayo datang biar kenal. Kan ada pepatah: tak kenal maka tak sayang..iya kan...(habis)

Kembali ke bagian tiga