Tempat Wisata Sekitar Bima (bag-1) | Baksos Sambil Traveling
Tempat Wisata Sekitar Bima | Pernah mendengar istilah: menggunakan kesempatan dalam kesempitan? Ya... istilah ini cocok dan sangat pas untuk kegiatan penulis saat ke Bima. Di balik tugas utama ke luar kota atau luar pulau, pasti ada hikmah dan ada pula ceritanya.
Biasanya berupa bonus untuk menjelajahi daerah tersebut atau
sekadar mengenal lebih dekat budaya daerah yang kita kunjungi. Sekaligus bisa
mencari souvenir khas daerah tersebut. Mengingat negeri kita yang kaya akan
budaya.
Jatah cuti tahunan, pada umumnya identik untuk holiday, yakni
diisi acara plesir. Namun untuk kali ini penulis menggunakan dua hari ikut
charity atau baksos (bakti sosial) dan sisanya dipakai untuk menjalankan tugas
sebagai ibu rumah tangga, yaitu untuk urusan bersih di rumah.
Baksos ini dilakukan ke Bima, NTB. Wah.. wah ini namanya liburan rasa kerja.. atau kerja rasa liburan..yahh..pokoknya seperti itulah kira-kira... Sambil tugas, maka sambil cari tempat wisata sekitar Bima.
Baksos Alumni FKG UNAIR & Latihan Korps Marinir Sambil Cari Tempat Wisata Sekitar Bima
Acara utamanya ialah baksos dengan membawa bendera alumni Fakultas
kedokteran Gigi (FKG) Universitas Airlangga, Surabaya yang bekerja sama dengan
baksos kesehatan dalam rangka latihan Korps Marinir (TNI AL) di Bima, NTB.
Sebenarnya baksos di tempat itu berlangsung selama sehari. Yakni
29 Januari 2018 di lapangan Manggemaci Paruga Nae, Kota Bima.
Begini Transportasi dari Surabaya Menuju Bima
Dokter gigi yang berasal dari Surabaya terdiri dari penulis dan
ditemani tiga rekan. Yaitu drg. Umi, drg. Nungki dan drg Nina. Tim dokter gigi dari
Surabaya ini berangkat sehari sebelum acara utama.
Rombongan kami memilih maskapai penerbangan low cost carrier, yakni Lion Air. Perjalanan ke Bima dimulai dari Bandara Juanda dan transit di Bandara Lombok.
Saat transit, ternyata waktunya cukup lama juga. Maka penulis tidak
menyia-nyiakan waktu luang tersebut.
Jadi bolehlah sekadar sightseing. Bandara tersebut terdapat
beberapa etelase semacam show room dan terpampang berbagai macam mutiara cantik
dan pernak pernik lainnya.
Dasar perempuan, tidak bisa melihat barang cantik nganggur. Maka,
penulis pun berhasil membawa beberapa asesoris mutiara (baca: beli) hehehe…
Masa transit pun berakhir. Kami menuju Bima dengan ganti pesawat
baling-baling, yaitu Wings Air. Tak lama kemudian, kami tiba di Kota Bima.
Rombongan dokter gigi dijemput oleh komandan yang juga teman sejawat, yaitu drg.
Bahtiar.
Saat itu perut kami mulai menyanyikan lagu irama keroncong
campur dangdut, pertanda perut sedang kelaparan. Ya.. iyalah kan memang
waktunya makan siang. Apalagi kami sudah menempuh perjalanan panjang dengan
melampui beberapa pulau.
Perjalanan memakan waktu serta jarak tempuh yang lumayan panjang. Untuk siang itu, kami maksi (makan siang) Nasi Padang. Setelah perut terpuaskan, rombongan segera melakukan check in hotel Marina, Bima.
Drg. Nungki, salah satu anggota team dokter gigi alumni FKG
UNAIR ini ternyata pernah bertugas di Bima. Jadi ia sudah dijemput juga oleh teman
sejawatnya dr. Adi dan keluarganya.
Jadi setelah urusan check in dan sholat selesai, Kami pun diajak ke Lakey beach, yang terletak di Kota Dompu. Oh iya, di wilayah NTB ini terdiri dari beberapa kabupaten/kota, antara lain: Bima, Dompu, Lombok, dan Lombok Tengah. Jadi, tempat wisata sekitar Bima cukup luas ternyata.
Tempat Wisata Sekitar Bima, Inilah Jagung Khas Bima Yang Berbeda
Konon Lakey beach ini merupakan pantai yang sangat terkenal bagi
pemilik hobby berselancar yang berasal dari manca negara. Atau dengan kata lain
menjadi surga yang diincar oleh para surfer tingkat dunia.
Apa keistimewaan dari Lakey beach, sehingga menjadi incaran
para surfer tingkat dunia? Konon pantai ini terkenal karena sunset dan ombak
kidalnya. Istilah ombak kidal itu, dikarenakan memiliki arah ombak sapuan ke kiri,
bukan seperti ombak pada umumnya.
Wah...ada juga ya ombak yang kidal. Kirain hanya tangan saja
yang bisa kidal. Hehehe. Selain ombak kidal, yang paling dicari juga suasana
sunsetnya. konon tidak kalah spektakulernya. Duhh.... pingin dapat suasana saat
sunset ini.
Perjalanan dari Bima ke Lakey Beach memakan waktu sekitar
dua jam. Jalanan cukup bagus dan lancar. Di tengah perjalanan kami sempat
berhenti untuk membeli makanan khas di Bima yakni berupa jagung rebus.
Jagungnya berbeda dengan jagung yang biasa kita makan di
Jawa. Di sini jagungnya berwarna putih. Rasanya juga berbeda, terasa lengket.
Makanya ada yang menyebut jagung ini dengan sebutan jagung ketan.
![]() |
Gambar 1 |
Gambar 1. Jagung khas Bima berwarna putih dan rasanya seperti ketan, sehingga disebut jagung ketan
Begini Suasana Jalanan Bima Yang Cukup Unik
Saat melakukan perjalanan, ada pemandangan yang cukup unik dan menyedot perhatian, yaitu banyak sapi atau kambing dengan bebas duduk dengan santai secara bergerombol atau memamah biak.
Ada juga yang menyeberang dengan cuek tanpa terusik. Merasa seperti di rumah sendiri. Jadinya kami pengendara mobil yang harus mengalah dan berhati-hati. Dan inilah yang menjadi suatu value dari provinsi ini.
Ooohh....suasananya mirip dengan taman safari. Malah ketika
pulang dari Lakey beach, penulis menemui kuda liar, di gelapnya malam. Mungkin
kuda inilah yang menghasilkan susu kuda liar dari Bima yang sangat terkenal
itu.
Wahh.. rupanya Bima ini selain kepingan surga yang jatuh ke bumi, juga merupakan surga bagi hewan jenis peliharaan besar. Kalau hewan peliharaan kecil, semacam kucing atau anjing.
Kota Bima pastinya merupakan suatu
pemandangan yang menyenangkan bagi para penyayang hewan. (bersambung ke bagian dua: Menikmati Sunset).
![]() |
Gambar 2 |
Gambar 2. Sapi dengan santainya duduk leyeh-leyeh di tepi jalan
Leave a Comment