Studi di Belanda Singkat (bag-4) | Meneliti Korban Mutilasi Dari Giginya


Dental charting
yang digunakan di NFI sesuai dengan yang dikeluarkan oleh interpol. Dan laporan yang diberikan pada hakim dan jaksa harus dibuat lengkap serta mudah dibaca, sehingga tidak terjadi kesalahan pada pembacaannya.

     Pada kasus mutilasi, maka untuk menentukan identifikasi, apakah potongan tubuh itu berasal dari manusia dilakukan dengan beberapa pemeriksaan. Seperti dengan pengamatan jaringan secara makroskopik, mikroskopik dan pemeriksaan serologik serupa reaksi antigen-antibodi.

     Ada proses identifikasi yang sangat sulit dilakukan, yaitu bila pada jaringan lunaknya sudah rusak berat dan kejadian telah terjadi pada 20 tahun yang lalu. NFI memilik alat microsity, yaitu alat yang cukup canggih yang mampu memeriksa sampel kecil dari DNA.

Studi di Belanda Singkat, Canggih, Hasil 10 Tahun Meneliti Akar Gigi Jasad Yang Rusak   

      Adapun proyek forensik yang sedang dilaksanakan selama 10 tahun ini ialah dengan cara memeriksa akar gigi tunggal untuk menetapkan usia korban. 

Akar gigi dipotong-potong dalam beberapa penampang, lalu potongan akar ini akan memperlihatkan garis-garis yang dapat menentukan setiap usia gigi. Inilah salah satu tugas dokter gigi forensik. 

Sebagai contoh pada gigi taring (caninus), akan terlihat sayatan sejumlah 11 garis. Secara fisiologis, gigi taring tumbuh (erupsi) pada usia 10-12 tahun. 

Setelah diteliti, korban dengan gigi taring yang diperiksa berusia 23 tahun, dengan asumsi 11 garis ditambahkan dengan usia sosiologis dari gigi taring tersebut (Caninus = 21-23 tahun)   

      Studi di Belanda singkat ini sangat menarik, yakni peran dokter gigi dalam bidang forensik. Karena dapat menambah wawasan penulis dan rekan-rekan Ikatan Peminatan Kedokteran Gigi Militer (IPADOKGIMIL).

Tak Terasa, Studi Singkat Sudah Berakhir

Di akhir acara, Ketua IPADOKGIMIL, Laksamana Pertama (K) drg. Bambang Sucahyo, Sp.Orth menyerahkan kenang-kenangan kepada pemateri.


     Selain mendapatkan materi antropologi forensik, kami full team dari IPADOKGIMIL diajak untuk melakukan peninjauan ke fasilitas. Sayangnya tak ada gambar yang dapat ditampilkan karena ketatnya aturan keamanan di NFI.

Pengambilan foto dilarang keras. Fasilitas yang ditinjau antara lain laboratorium forensik, ruang otopsi, laboratorium biometrik dan laboratorium klinik. 

Semua sudah memakai alat canggih. Untuk masuk harus menggunakan semacam card.

Dilayani Sangat Baik Oleh Lembaga Forensik Belanda

      Setelah selesai studi di Belanda singkat ini, kami akan pulang. Kali ini kami baru diperlakukan sebagai tamu sesungguhnya seperti tamu pada umumnya di Indonesia. Kami diantar sampai pintu keluar. Selanjutnya seperti biasa ialah melakukan sesi foto bersama.

           Rupanya pertemuan yang sangat berkesan ini masih kurang. Hal ini terlihat dari adanya para petinggi dari IPADOKGIMIL yang masih berbincang dengan asyiknya dan relatif agak lama.

Maka daripada bengong …ah ya sudah..mumpung berada di luar gedung dan boleh mengambil foto maka penulis akhirnya bisa mengambil gambar di bawah tiga bendera itu. 

Luar Biasa, Begini Standar Disiplin di Negeri Belanda 

      Dari kunjungan ini penulis bisa mengambil hikmah di antaranya di lembaga NFI ini sangat memperhatikan waktu dan menjaga keamanan lembaganya. Dengan bukti kami dilarang mendokumentasikan kegiatan selama kunjungan.

      Di samping itu ada kesimpulan bahwa identifikasi korban dari sisa gigi geligi salah satunya didapat melalui pertumbuhan gigi. Kondisi gigi akan sama atau menyerupai dalam waktu pertumbuhannya.

Identifikasi gigi digunakan untuk menentukan usia korban, jenis kelamin dan ras, serta sebagai penentu usia, gigi dilihat berdasarkan proses pertumbuhannya.

      Seorang dokter gigi dapat menjadi dokter gigi ahli forensik antropologi dengan menguasai ilmu kedokteran gigi umum yang luas, memiliki pengetahuan dibidang forensik, pengunaan tentang hukum yaitu memiliki penggunaan aspek legal dari forensik odontologi.

Demikian secuil cerita mengenai liputan penulis pada November 2016 saat berkunjung ke NFI yang berada di Den Haag, Belanda atau biasa disebut dengan negeri kincir angin.(habis)

Kembali ke bagian tiga: Wow, Ada 40 Cabang Disiplin Ilmu Termasuk Dokter Gigi Forensik

Tegak berdiri di antara gemuruhnya angin di bawah bendera

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.