Studi di Belanda Singkat (bag-2) | Kursus Forensik (Tulang & Gigi)


      Setelah tiba saatnya untuk menerima paparan, rombongan kami diajak masuk ke ruangan yang tidak terlalu besar, namun cukup lega untuk sejumlah anggota Ikatan Peminatan Kedokteran Gigi Militer (IPADOKGIMIL). Bahkan masih ada beberapa tempat duduk yang tersisa.

Cara duduknya ditata secara melingkar.  Ada perjanjian di antara pemateri dan delegasi kami, bahwa tidak diizinkan untuk melakukan perekaman, ataupun pemotretan selama acara berlangsung.

      Dalam kunjungan ini delegasi IPADOKGIMIL mendapat materi forensik antropologi, yaitu identifikasi gabungan antropologi fisik/biologi dengan osteologi dan odontologi.

Begini Membedakan Jenazah Pria vs Wanita dari Tulangnya       

Forensik antropologi adalah bidang ilmu yang mengkhususkan diri untuk proses identifikasi jenazah yang ditemukan terlalu rusak, terurai atau tinggal tulang belulang (dan berhubungan dengan identifikasi untuk keperluan persidangan).

Ilmu ini berhubungan erat dengan osteologi, yaitu ilmu mengenai tulang. Karena ahli antropologi forensik biasanya mengidentifikasi seseorang melalui bone markers yaitu tanda-tanda aktivitas yang ‘tertulis’ pada tulang.

Dr Geretzen (kiri) dan drg Joni yang menerima delegasi kami, bersiap memberikan paparan.

      Secara umum informasi yang bisa diperoleh dari tulang adalah jenis kelamin, perkiraan umur, tinggi badan, ras dan prediksi waktu kematian. Untuk ukuran tulang rangka pria lebih besar, memiliki area lebih luas untuk perlekatan otot daripada wanita.

 Dari tulang tengkorak, dagu pria cenderung berbentuk lebih petak dan dahinya landai. Pada wanita, dagunya lebih lancip dan dahinya lebih lurus. Dari lengan dan tungkai pun ada perbedaan, pada perempuan lengan tidak lurus, sebaliknya para pria berlengan lurus. Sedangkan tungkai pada lelaki berbentuk lurus, sedangkan perempuan agak lebar dan miring ke tengah.

Cara Mengenali Korban Kebakaran

      Contohnya pada jenazah korban kebakaran, yang menyisakan sedikit daging saja, maka akan ‘dibersihkan’. Sehingga tersisa tulangnya. 

Dari tulang belulang ini kemudian ahli forensik antropologi mengidentifikasi jenis kelamin (dari pelvic bone/tulang panggul), olahraga favorit semasa hidup, sampai kebiasaan seperti mengangkat beban berat dengan tangan kiri, dan sebagainya, dari berbagai bone marker dan muscle attachment.

      Paparan selanjutnya menceritakan, bahwa ukuran bone mineral density reading juga bisa membantu ahli forensik antroplogi untuk memisahkan mana tulang milik Tuan A atau si tuan B. 

Bentuk tengkorak (craniofacial structure) dapat memberikan petunjuk apakah tulang tersebut milik seseorang dari ras tertentu, seperti ras Caucasian, Asian, African atau American.

Ternyata Tuhan Beri Petunjuk Untuk Ungkap Kejahatan        

Subhanallah…ternyata Allah Swt. bisa menyingkap banyak rahasia yang disembunyikan oleh pembunuh serta dapat membuka identitas seorang korban yang meninggal secara tidak wajar. Sehingga tujuan akhirnya berhasil menetapkan siapa pembunuh korban tadi.   

      Acara pemaparan berlangsung dengan seru dan memikat, tiba-tiba pintu ada yang mengetuk. Dan rupanya muncul seorang petugas wanita yang berbisik pada pemateri dan mengatakan, bahwa sekarang sudah saatnya untuk makan siang.

      Halla...padahal kami sedang serius mendengarkan paparan tersebut dan benar-benar pada posisi 'on' yang sangat mengasyikan. Tapi karena memang aturan di sana sangat strict..akhirnya Ya sudahlah...it is time to lunch...

Studi di Belanda Singkat, Jadwal Yang Ketat

     Dari studi singkat ini, penulis melihat betapa pada lembaga NFI ini sangat disiplin mengenai WAKTU. Biasanya cerita tentang kedisiplinan waktu hanya didapat dari cerita saja. Namun kali itu penulis melihat dengan mata kepala sendiri. Betapa semua jadwal tertata secara on time.

     Kami dibawa ke suatu tempat ruang makan. Model makannya seperti prasmanan. Kami wajib membawa baki, lalu makanan yang sudah diambil ditaruh pada baki tersebut. Di tempat ini telah tersedia aneka menu. 

Dannn….yang sungguh-sungguh bisa membuat penulis berbahagia...yaitu ada menu NASI...ya Allah. Alhamdulilah..sungguh luar biasa. Sebab sejak kami datang ke negeri nenek moyang yang pernah menjajah negeri kita ini sulit mencari nasi.

      Di tempat ini juga terlihat beberapa rombongan yang sedang makan. Tetapi entah rombongan darimana.

 
Baki berisi menu makan siang penulis

      Setelah selesai makan kami kembali ke ruang yang sama, yakni tempat rombongan kami menerima paparan tadi. Dan melanjutkan sesi paparan forensik yang terputus tadi.

Ada Ulasan Gambar Reka Ulang Wajah Korban    

     Acara paparan dikombinasi dengan pemutaran video. Oh iya, dikarenakan kami tidak boleh melakukan pemotretan. Maka sesi foto yang penulis tayangkan tadi didapat setelah selesai paparan. Jadi dibuat seolah kita sedang menengarkan. Heheh...

      Dr Geretzen melanjutkan tentang bagaimana cara membuat rekonstruksi wajah. Ahli forensik antropologi akan menentukan ‘tissue marker’ di tengkorak (apakah tulang pipinya dalam, apakah ada lesung pipit, dan sebagainya). Kemudian mendelegasikan tugasnya pada ahli rekonstruksi forensik. 

Ahli rekonstruksi forensik ini selanjutnya ‘menggambar’ wajah yang berasal dari tengkorak tersebut. Tentunya setelah berkonsultsi dengan ahli forensik antropologi.

      Penentu jenis kelamin yang paling sering digunakan adalah dari tulang panggul. Sudut kemaluan pada tulang panggul perempuan lebih besar dibandingkan pria. Bila dari panjangnya tulang lengan atas, tulang paha, dan tulang lengan bawah, dapat diketahui tinggi badan pemilik tulang tersebut. 

Pengukuran tinggi badan ini penting saat bagian tubuh yang ditemukan sudah terpotong atau tersisa dalam bentuk tulang. Selain itu, investigasi dengan bahan tulang ini juga bisa melalui panjang tulang, penyatuan tulang atau penutupan sutura (sambungan) di tengkorak.(bersambung ke: Begini Kualifikasi yang harus dipunyai Dokter Gigi Forensik)

Kembali ke bagian 1: Undangan Studi di Belanda Oleh NFI

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.